Indikator niat beli ulang
pelanggan adalah ukuran seberapa besar kemungkinan pelanggan akan membeli
kembali produk atau jasa dari suatu perusahaan dalam jangka waktu yang akan
datang. Ahli yang banyak mempelajari mengenai hal ini adalah Philip Kotler,
Kevin Lane Keller, dan David Aaker.
Kotler, indikator niat beli ulang pelanggan dapat dilihat dari tiga
faktor utama, yaitu kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, dan keterikatan
pelanggan. Kepercayaan dan reputasi perusahaan juga dapat mempengaruhi niat
beli ulang pelanggan.
Keller, indikator niat beli ulang pelanggan dapat dilihat dari tiga
faktor utama, yaitu loyalitas merek, keterikatan merek, dan kedekatan merek.
Loyalitas merek menunjukkan seberapa besar pelanggan mengidentifikasi dirinya
dengan merek tersebut, sedangkan keterikatan merek menunjukkan seberapa besar
pelanggan merasa bahwa merek tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Kedekatan merek menunjukkan seberapa besar pelanggan merasa bahwa merek
tersebut relevan dan penting bagi dirinya.
Aaker, indikator niat beli ulang pelanggan dapat dilihat dari lima
faktor utama, yaitu keterlibatan pelanggan, loyalitas merek, kepuasan
pelanggan, kepercayaan pelanggan, dan kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan. Keterlibatan pelanggan menunjukkan seberapa besar pelanggan
terlibat dalam interaksi dengan merek, sedangkan loyalitas merek menunjukkan
seberapa besar pelanggan bersedia mempertahankan merek tersebut. Kepercayaan
pelanggan dan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan juga memainkan peran
penting dalam niat beli ulang pelanggan.
Secara umum, indikator niat beli
ulang pelanggan dapat dilihat dari beberapa faktor seperti kepuasan pelanggan,
loyalitas merek, keterikatan merek, kepercayaan pelanggan, kualitas produk atau
jasa, dan lain-lain. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan semua
faktor tersebut untuk meningkatkan niat beli ulang pelanggan dan mempertahankan
pangsa pasar yang sudah dimilikinya.